20 Maret 2009

SENI LIONG BARONGSAI


BARONGSAI MERUPAKAN KESENIAN DAERAH ASLI DARI NEGARA TIONGKOK (CINA) YANG MELAMBANGKAN DAN DIYAKINI OLEH WARGA KETURUNAN SEBAGAI DEWA KEMAKMURAN SERTA PERWUJUDAN DARI KSATRIA YANG SELALU MEMBELA KEBENARAN.



B A R O N G S A I

Barongsai adalah kesenian tradisional yang sangat penting dalam budaya Cina. Tarian ini biasa dimainkan pada saat Imlek, pembukaan usaha baru dan pernikahan. Bila dimainkan dengan baik, Barongsai dianggap membawa keberuntungan dan kebahagiaan.

Popularitas singa di Cina bisa dianggap unik, karena di daratan Cina sendiri tidak ada singa.
Bentuk dan wujud singa selama bertahun-tahun adalah hasil imajinasi semata, karenanya bentuk Barongsai jauh dari wujud asli singa dan terkadang lebih mirip anjing yang bertanduk.

Singa muncul pertama kali di Cina melalui jalan sutera. Menurut sejarah pada penguasa di Irian dan Afghanistan mengirim singa pada Raja-Raja Cina sebagai barter atas hak dagang mereka. Diperkirakan Barongsai muncul di jaman Dinasti Han (205-220 SM) dan selama Dinasti Tang (716-907 M) mencapai masa kejayaannya. Kini Barongsai tidak hanya menjadi kesenian khas Cina tapi juga Korea, Taiwan dan Jepang dimana juga tidak ada singa.

Para penari Barongsai biasanya sudah berlatih tekhnik dasar kungfu, karena gerakan-gerakan dalam Barongsai adalah gerakan-gerakan yang sama dalam kungfu.

Beberapa etika juga harus dipelajari oleh penari-penari, khususnya mereka bertanding atau bermain bersama Group lain di sebuah arena. Pertama-tama mereka harus menunduk 3x untuk memberi salam, juga pada saat perpisahan. Etika lainnya adalah ketika 2 (dua) kelompok Barongsai bertemu, penarinya tidak boleh berdiri pada dua kaki saat mengangkat kepala. Postur ini dianggap tidak sopan. Peraturan lainnya adalah sesama Barongsai tidak boleh menggigit atau mendengus ekor lawannya. Bila peraturan-peraturan di atas dilanggar, kedua group bisa saling berkelahi dan akan mendapatkan image Group yang egois, tidak sopan dan kasar.

Kepala Barongsai dibuat dari bubur kertas yang dicetak, dicat dan dihiasi dengan bulu-bulu, manik dan lonceng. Berat kepalanya bisa mencapai 25 Kg. Dibelakangnya kepalanya dijahit kain panjang yang akan menjadi tubuh dari singa. kostum pemain akan menyesuaikan dengan warna Barongsai yang sedang dipentaskan.

Pertunjukan Barongsai selalu diiringi oleh kelompok musik dengan drum, simbal dan gong yang ramai. pemain musiknya harus tahu cara memainkan musik mengikuti emosi si singa, apakah ia sedang marah, gembira, sedih bahkan mengantuk.

Ada dua gaya memainkan Barongsai. Cara pertama adalah dengan gaya bebas, dimana penari bebas bergerak dan berimprovisasi sendiri. Disini pemusik memainkan peran yang lebih besar. Biasanya gaya ini dimainkan dalam parade Imlek di pertokoan dan perumahan. Kunjungan Barongsai ini dijuluki "PAI" dan membawa keberuntungan. Mereka yang disinggahi Barongsai boleh menyodorkan uang Angpao, selembar daun selada, atau mangkok air ke mulut Barongsai. Pada perguruan kungfu, permainan ini menjadi semacam ujian. Misalnya uang yang diberikan diletakkan di dalam mangko berisi air atau di atas gedung tinggi. Barongsai yang pandai harus mempunyai trik untuk mengambil uang-uang tersebut. Barongsai diijinkan untuk menyerah, namun berarti ia tidak cukup hebat.

Gaya kedua adalh gaya tradisional. Gaya ini lebih mirip cerita atau drama tentang singa itu sendiri. Dalam mitologi Cina, singa berasal dari surga namun sering nakal dan mengganggu. Dewa langit yang kesal dengan singa, memotong kepala dan membuang potongan kepala serta tubuh singa ke bumi. Namun Dewi Kwan Im yang baik hati jatuh kasihan dan menolong singa itu. Ia melempar pita merah, yang sekarang terpasang di tanduk Barongsai untuk menyambung kepala dan tubuh singa itu kembali. Pita merah dewi Kwan Im punya kekuatan untuk mengusir roh jahat dan karena ini singa ini menjadi sangat kuat. Satu elemen lagi yang terdapat di kepala singa adalah kaca, yang juga berfungsi untuk meneking roh jahat yang takut melihat wajahnya sendiri di kaca.

Setelah Dewi Kwan Im menyembuhkan singa, Sang Dewi menawarkan bantuan untuk mengembalikan singa ke surga. Ia memberitahu singa untuk mengambil daun Ling Chi dari Budha, satu-satunya daun yang bisa memulihkan kekuatannya untuk kembali ke surga. Namun Budha menolak memberi daun itu kepada singa. Singapun berusaha mencuri daun itu ketika Sang Budha tidur. Namun ada syarat sebelum ia makan daun Ling Chi, ia harus menunduk 3x kepada surga, bumi dan manusia untuk meminta berkat. Setelah ia makan ia kenyang, mengantuk dan tidur. Saat terbangun ia sangat bahagia karena ia sudah kembali di surga.

Tarian Barongsai dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu Barongsai Utara dan Barongsai Selatan. Barongsai Utara lebih banyak menggunakan gerakan akrobatik dan menghibur. sementara Barongsai selatan lebih dominan dengan gerakan kuat yang menggunakan tekhnik lebih sulit.

Barongsai Utara atau Pei Fang Shih mempunyai bulu yang lebat dan biasanya berwarna merah dan kuning keemasan. bentuknya lebih mirip dengan anjing Peking. Ada 2 (dua) macam Barongsai Utara, yaitu Barongsai kembar Hebei dan Barongsai Qing dari Propinsi Anhui. Barongsai kembar Hebei mempertunjukkan 2 (dua) Barongsai jantan dan betina, sementara Barongsai Qing dimainkan sendiri.

Barongsai Utara di masa lalu dipertunjukkan untuk menghibur para raja dan Tamu-tamu kerajaan dengan iringan musik Tai Pin. namun kini lebih banyak dimainkan oleh kelompok sirkus China. Beberapa gerakannya mirip dengan ilmu bela diri Tibet.

Tidak ada yang tahu pasti kapan pertama kali kesenian ini muncul di China. spekulasi sejarah mengatakan Barongsai ini muncul pada masa Dinasti tang di pegunungan Tibet, tepatnya di perbatasan gunung Himalaya dan gunung Kun Lu. Pada jaman ini masyarakat yang hidup damai dan religius dikejutkan oleh kehadiran monster yang mengancam kehidupan desa. Maka para penduduk yang biasanya hanya mempelajari agama harus belajar ilmu beladiri. Suatu hari seorang Biksu menemukan sepasang anak singa berbulu keemasan yang dinamai singa emas. Sepasang singa emas inipun dilatih untuk melindungi mereka dan sejak saat itu singa menjadi teman setia para Biksu.

Barongsai selatan, yang lebih dikenal dengan nama Barongsai Canton dan kadang disebut Barongsai Guan Dong, mempunyai variasi warna yang lebih beragam dan lebih tidak mirip dengan postur anjing. Barongsai selatan dibagi lagi menjadi 2 (dua) jenis : yaitu Barongsai Hok San dan barongsai Fut san, yang diambil dari nama dua kota, dimana model kertas dari dua Barongsai ini dibentuk pertama kali. Barongsai Hok San mempunyai bentuk mulut yang lurus lebar menyerupai mulut bebek, kepala yang lebih sempit dengan tanduk melengkung dan ekor yang sangat pendek. Sementara Barongsai Fut San memilki mulut yang melengkung, tanduk yang tegak dan ekor yang lebih panjang. Tarian barongsai menggunakan Fut San banyak diminati oleh pemainnya daripada Hok San, karena beratnya yang jauh lebih ringan.

Badan dari Barongsai Selatan dibuat dari sutera yang terbaik, bulu kelinci dihiasi dengan manik-manik dan lonceng. Lima perbedaan elemen desain yang terdapat pada Southern Lion adalah :

1. Rui Shi (Barongsai keberuntungan) mempunyai wajah dengan 7 (tujuh) warna, surai dan alis putih, tubuh dengan lima warna. Barongsai ini melambangkan kebijakan, kepandaian dan integritas yang diambil dari tokoh sejarah Liu Bei.

2. Xing Shi (Barongsai semangat) mempunyai wajah merah, surai dan alis hitam serta tubuh dengan lima warna. barongsai ini melambangkan keberanian dan kesetiaan yang diambil dari pahlawan perang Guan Yu.

3. Dou Shi (Barongsai peperangan) mempunyai muka hitam, surai hitam pendek, alis hitam dan tubuh putih. Melambangkan semangat muda dan keceriaan yang diambil dari tokoh sejarah Zhang Fei.

4. Lao Shi (Barongsai kehormatan) mempunyai wajah kuning dengan surai dan alis perak yang melambangkan ketulusan hati yang diambil dari tokoh sejarah Huang Zhong.

5. Han Shi (Barongsai Pahlawan) mempunyai wajah hijau dengan tanduk besi, surai, alis dan gigi putih. Melambangkan kepahlawanan yang diambil dari tokoh Zhao Yun.

Sebetulnya pembagian jenis Barongsai selatan di atas bisa dibagi dalam 2 (dua) jenis, yaitu Barongsai Selatan Tua dan Barongsai Selatan muda. Barongsai Selatan tua adalah Barongsai yang berwarna warni dengan surai panjang biasanya ia simbol dari perguruan yang sudah mapan. Barongsai Selatan muda adalah Barongsai yang bersurai hitam dan pendek. Biasanya dimainkan oleh perguruan yang masih terbilang junior. Barongsai muda melambangkan sifat yang sangat agresif dan selalu ingin bertanding. setiap bertemu Barongsai tua selalu menantang dan mengganggu. Tetapi Barongasai tua lebih bijaksana dan tidak melawan balik.

Barongsai Selatan dimainkan dengan iringan drum dan simbal yang enerjik, gerakan yang kuat dan tingkat kesulitan lebih tinggi. Penari-penarinya harus menguasai emosi dan gerakan dari seekor singa yang bisa merasakan kemarahan, kegembiraan, kesediaan, keingin tahuan dan kekuatiran. Misalnya ketika melihat warna hijau seperti rumpu atau ladang ia harus terlihat gembira, ketika melihat warna merah harus sedikit kaget, ketika melewati jembatan harus terlihat sedang melihat bayangannya di air, ketika ada kayu ia harus menggigit dsb.

Legenda barongsai selatan dimulai saat Dinasti Ching, ketika Raja melakukan perjalanan ke Selatan. Dalam perjalanan Raja sering terganggu dengan mimpi buruk tentang kekuatan jahat mengancam kerajaannya. tidak ada satupun nasehat yang bisa melenyapkan kekuatirannya. Suatu malam ia bermimpi melihat makhluk yang bisa melenyapkan roh jahat itu. Makhluk itu memberi kesejahteraan pada rakyat. Ketika Kaisar bangun ia langsung memerintahkan untuk membuat model patung seperti makhluk yang muncul di mimpinya. Setelah patung itu jadi Kaisar menamainya singa. sejak saat itu singa menjadi lambang penjaga yang digunakan di seluruh China dari generasi ke generasi. Inilah sebabnya kenapa sekarang banyak sekali patung singa diletakkan di depan rumah atau gedung.

Ada sebuah tarian Barongsai unik, disebut Barongsai muka hijau. Barongsai ini terlihat ganas, kejam dan merupakan jenis yang tak terkalahkan. Dalam sejarahnya, Barongsai wajah hijau melambangkan pemerintahan Manchuria di jaman Dinasti Ching yang kejam dan sering melakukan pembunuhan masal. Berperang dengan Barongsai ini berarti berperang dengan Tentara Manchuria dan melambangkan patriotisme.

Barongsai ini dibuat dari 2 (dua) buah pedang besi panjang berukuran sekitar 50 cm, surainya hitam dan pendek, mulutnya menunjukkan sederetan gigi dan taring. panjang tubuhnya mencapai 3 meter untuk menyembunyikan senjata dan manusia. Karenanya hanya penari-penari handal dan terlatih yang bisa mementaskan Barongsai muka hijau dengan baik.

Setelah kejatuhan Dinasti Ching dan idealisme Dr. Sun Yat Sen direalisasikan, pertunjukan Barongsai muka hijau ditambah dengan adegan menggunduli Barongsai, memutilasi, memakan daging dan meminum darahnya. Karena perjuangan mereka sudah tercapai, pertunjukan Barongsai muka hijau sudah tidak pernah lagi dipertontonkan. Namun sekarang Barongsai jenis ini populer di Taiwan sebagai lambang kemerdekaan mereka terhadap China.










SEJARAH BERDIRINYA BARONGSAI NAGA HIJAU

Generasi muda sebagai calon penerus cita-cita perjuangan Bangsa dan sumber insani bagi pembangunan Nasional perlu ditingkatkan peranan pembinaan dan pengembangan serta diarahkan menjadi kader penerus perjuangan bangsa yang bisa mengangkat harkat dan martabat Bangsa Indonesia di dunia Internasional serta sebagai perwujudan manusia pembangunan yang berjiwa Pancasila dan selalu berpedoman pada UUD 1945. Kita semua menyadari bahwa sudah waktunya untuk mawas diri pada arah perubahan dan perkembangan zaman yang dibarengi dengan maraknya arus globalisasi informasi secara kritis dan konstruktif, yang pada kenyataan eksitensi umat manusia bergeser pada kodrat hidup manusia. Hal ini mewujudkan keluhan keputusasaan di antara orang-orang yang telah merasakan dampak negatif dari perkembangan ilmu pengetahuan dan arus globalisasi informasi yang kita hayati saat ini.

Keluhan-keluhan ini nampak berkembang yaitu dengan adanya krisis di segala bidang, adanya kemerosotan moral para generasi muda serta adanya krisis identitas diri, namun remaja Ngludo Utara Candimulyo Jombang sangat yakin bahwa berbagai dampak negatif dan kecenderungan pupusnya identitas diri hanya mampu dibendung melalui aktualisasi serta ekspresi nilai=nilai luhur Bangsa dengan jalan kebersamaan.

Sebagai konsekwensi logis dari hal diatas, maka remaja Nglundo Utara desa Candimulyo Jombang mendirikan Paguyuban Barongsai Naga Hijau untuk menepis adanya krisis mental yang terjadi saat ini, terutama pada generasi muda dari pengaruh arus globalisasi modern saat ini.

Pada tanggal 16 Agustus 2001 warga Nglundo Utara (Jombang sekarang Jl. Teratai) mendirikan kesenian Barongsai dengan nama Naga Hijau. Adapun para pemain Barongsai Naga Hijau adalah asli warga pribumi (WNI).